Selasa, 04 Januari 2011

Jambi


Jambi adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di pesisir timur di bagian tengah Pulau Sumatera. Jambi juga merupakan nama sebuah kota di provinsi ini yang merupakan kota ibukota provinsi. Jambi adalah satu dari tiga provinsi di Indonesia yang ibukotanya bernama sama dengan nama provinsinya, selain Bengkulu dan Gorontalo. Jambi merupakan tempat berasalnya Bangsa Melayu yaitu dari Kerajaan Malayu di Batang Hari Jambi. Bahasa Melayu Jambi sama seperti Melayu Palembang dan Melayu Bengkulu, yaitu berdialek "o".

Populasi Provinsi Jambi adalah 3.088.618 jiwa menurut sensus tahun 2010.


Selengkapnya Klik :

> Daerah
> Daftar Gubernur
> Demografi
> Perekonomian
> Migran


http://id.wikipedia.org/wiki/Jambi

Profil Daerah Jambi

Secara historis, Pemerintah Kota Jambi dibentuk dengan Ketetapan Gubernur Sumatera No.103/1946 sebagai Daerah Otonom Kota Besar di Sumatera, kemudian diperkuat dengan Undang-undang No.9/1956 dan dinyatakan sebagai Daerah Otonom Kota Besar dalam lingkungan Provinsi Sumatera Tengah. Dengan dibentuknya Provinsi Jambi tanggal 6 Januari 1948, maka sejak itu pula Kota Jambi resmi menjadi Ibukota Provinsi, dengan demikian Kota Jambi sebagai Daerah Tingkat II pernah menjadi bagian dari tiga Provinsi yakni Provinsi Sumatera, Provinsi Sumatera Tengah dan Provinsi Jambi sekarang.

Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 0o 45 sampai 2o 45 Lintang Selatan dan antara 101o 10 sampai 104o 55 Bujur Timur dan mempunyai luas wilayah 53.435 Km2. Batas wilayah Provinsi ini adalah sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan, sebelah Selatan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu.

Secara administratif Provinsi Jambi terdiri dari 9 Kabupaten dan 2 Kota, ibukota dari Provinsi Jambi adalah Kota Jambi. Jika dilihat dari luas wilayahnya Kabupaten Sarolangun memiliki luas terbesar dengan 7.820 Km2 (14,63%) dan Kota Jambi memiliki luas terkecil dengan 205 Km2 (0,38%). Masing masing kabupaten/kota mempunyai potensi dan karakteristik yang berbeda baik luas wilayah, sumber daya alam maupun sumber daya manusia.


Selengkapnya :

> Komoditi Unggulan Daerah
> Kabupaten Kota
> Kontak Di Daerah

http://regionalinvestment.com/newsipid/id/displayprofil.php?ia=15

Potensi Ekonomi Jambi


Propinsi Jambi berada di bagian tengah Pulau Sumatera, sebagian besar menempati Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari. Secara administratif Propinsi Jambi luasnya 53.435 Km² terbagi menjadi 9 kabupaten dan satu Kota serta 103 Kecamatan. Jumlah penduduknya lebih dari 2.683.100 orang.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Propinsi Jambi tahun 2007 tumbuh sebesar 1,5 persen dibanding tahun 2006. Pertumbuhan PDRB terjadi di semua sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi pada sektor perdagangan 9,4 persen, industri pengolahan 3,9 persen, dan terkecil sektor pertambangan 1,1 persen. PDRB menurut harga konstan tahun 2000 sebesar Rp. 14.247,42 Milyar, tetapi penggunaan terbesar untuk konsumsi rumah tangga mencapai 65,3 persen.

Sumbangan terbesar PDRB yang ada, adalah sektor pertanian 30,11 persen, sektor perdagangan 17,36 persen, dan sektor industri pengolahan 13,79 persen.
Apa yang dihasilkan dari sektor pertanian itu dan dari daerah mana? Hasil produksi pertanian yang menonjol antara lain padi 544.597 ton, terkonsentransi di Kabupaten Kerinci, Tanjab Timur, dan Merangin.


Selengkapnya Klik :

> Deskripsi Provinsi
> Geografis dan Populasi
> Peta Ekonomi Provinsi
> Data Peta Ekonomi

http://www.cps-sss.org/web/home/propinsi/prop/Jambi

Peta Jambi (Google Map)


Lihat Peta Lebih Besar

Jambi Forest

According to Governor's decree No. 108, 1999, the area of forest in Jambi province is 2,179,440 ha (42.73% of the total land area). 870,250 ha of this is protection forest (17% of land area) and about 1.320.700 ha production forest (25,67% of total area). Generally, production forest in Jambi Province is lowland tropical forest which is very vulnerable to the destruction.

Map bellow shows Production Forest according to the Jambi Land Use Plan,1995. However, the situation on the ground is no longer in accord with that plan. The area of forest classified as limited or restricted production forest, has been allocated to industrial timber plantation. This change ignores technical constraints on land use which are reflected in the relevant government regulations.


More ..

http://www.warsi.or.id/Forest/FOREST.HTM

The History of Jambi - The Early history

The river port of Jambi, the capital of the province of that name, is situated in the central region of Sumatra on the river Batanghari which flows east into the Berhala Straits. Jambi is positioned on the busy sea route between China and India , and the region played a major part in early maritime trade. The Tang Annals record that as early as the seventh century A.D. and again in the ninth century Jambi sent ambassadors to the court of Chinese emperor ( Wang Gungwu 1958;74). These earliest records of Jambi show it to have been the original capital of Melayu ( Malaya Kingdom ) The ancient Hindu - Buddhist Kingdom of Sriwijaya also had its capital in Jambi at about this time.


More :

http://www.jambiexplorer.com/content/History.htm

Rentak Besapih Dance - Jambi, Sumatra, Indonesia

Komplek Percandian Muara Jambi

Komplek Percandian Muara Jambi, Klik Di Sini :


http://www.budpar.go.id/filedata/2927_1040-iMuaraJambi.pdf





Sungai Batanghari Ikon Pariwisata Kota Jambi

KEPALA Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi Didi Wurjanto, menyatakan Sungai Batanghari akan dijadikan sebagai ikon pariwisata Kota Jambi.

"Kita berupaya akan mempromosikan keindahan sungai Batanghari agar menjadi ikon pariwisata Kota Jambi," kata Didy, disela-sela pesona budaya Festival Sungai Batanghari Jambi, di Jambi, Minggu (5/12).

Menurut Didy, keindahan Sungai Batanghari Jambi ini bisa dinikmati di Tanggo Rajo atau sering disebut Ancolnya Jambi.

Di lokasi rekreasi Tanggo Rajo, para pengunjung bisa menyaksikan sunset sembari menikmati keindahan Sungai Batanghari. Di lokasi ini juga banyak pedagang yang menjajakan makanan ringan dan berat, dengan harga sangat terjangkau bagi masyarakat.

"Batanghari merupakan denyut nadi Jambi," ujar Didy. Sebagai denyut nadi Jambi, panorama Sungai Batanghari juga bisa dijadikan salah satu alternatif lokasi kunjungan wisata.

Banyak daya tarik yang ada di Sungai Batanghari ini. Salah satunya adalah aktivitas kapal ketek yang menjadi transportasi air masyarakat asli Jambi, yakni di Seberang Kota Jambi (Sekoja).

Didy menjelaskan, salah satu upaya mengajak wisatawan untuk berkunjung ke Sungai Batanghari adalah dengan adanya Festival Sungai Batanghari. Dalam festival ini, aktivitas Sungai Batanghari akan dipertunjukkan kepada wisatawan, yang juga akan diselingi dengan berbagai pertunjukan kesenian daerah.

Melihat ramainya pengunjung Festival Sungai Batanghari, Didy berencana akan menggelar pertunjukan kesenian dan hiburan di Tanggo Rajo. Ia berencana akan membebaskan jalan Tanggo Rajo dari kendaraan bermotor, ketika acara digelar.

Dalam acara itu, menurut Didy, para seniman akan menampilkan karya-karyanya. Sementara di akses jalan Tanggo Rajo akan dijadikan arena atraksi bagi para klub sepeda BMX dan skateboard.

Sungai Batanghari merupakan sungai terpanjang di pulau Sumatera. Sungai ini hampir memotong pulau Sumatera menjadi dua bagian, jika dilihat mulai dari hulu hingga hilirnya. Dengan panjang 3.322 kilometer, Sungai Batanghari memiliki panjang hampir 4 kali lipat lebih Sungai Musi.

Sungai Batanghari memiliki hulu di Provinsi Sumatera Barat dan muaranya di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Propinsi Jambi. (Ant/*/X-12)


Sumber :

http://www.mediaindonesia.com/mediatravelista/index.php/read/2010/12/06/1785/1/Sungai-Batanghari-Ikon-Pariwisata-Kota-Jambi

6 Desember 2010




Perekonomian Jambi Terancam

Perekonomian di Jambi terancam terganggu jika tidak ada upaya perbaikan melalui kebijakan pemerintah di daerah. Pemerintah perlu meningkatkan infrastruktur dari sentra produksi menuju pasar, serta memotong mata rantai distribusi barang.

Dosen Fakultas Ekonomi dari Universitas Jambi Armandelis mengatakan, harga bahan-bahan makanan di Jambi cenderung fluktuatif. Hal itu mengakibatkan sering terjadinya inflasi di Jambi.

Sepanjang tahun ini misalnya, harga cabe merah keriting yang biasanya Rp 25.000 per kilogram bisa tiba-tiba meroket menjadi Rp 60.000. Hal serupa terjadi pada bawang merah, bawang putih, serta sejumlah jenis sayuran dan bahan makanan lainnya.

Fluktuatifnya harga bahan makanan, lanjut Armandelis, disebabkan sebagian besar dipasok dari luar daerah, seperti Jawa, Bengkulu, dan Sumatera Selatan. Ketika barang yang dipasok ke Jambi menurun, harga pun langsung terangkat.

Ia menambahkan, Jambi memiliki sejumlah sentra hortikultura seperti di Kabupaten Merangin dan Kerinci, namun kondisi itu tidak berpengaruh pada stabilitas harga. "Hasil panen dari daerah-daerah tersebut bukannya menyuplai kebutuhan masyarakat Jambi, namun lebih banyak ke luar daerah, seperti Sumatera Barat hingga Sumatera Utara. Petani enggan mengirim hasil panennya ke Jambi karena jalan menuju Kota Jambi banyak yang rusak. Itu akan menambah ongkos distribusi," tutur Armandelis.

Sebagaimana diketahui, hasil panen padi, kentang, cabe, kol, dan tomat, lebih banyak diangkut ke Padang. Jarak tempuh dari Kerinci ke Padang hanya lima jam melalui jalur darat dengan kondisi jalan yang mulus. Sedangkan apabila petani hendak membawa hasil panennya ke Kota Jambi, harus menempuh perjalanan 11 hingga 12 jam, dengan kondisi sebagian jalan rusak.

Hasil panen di kaki Gunung Masurai Kabupaten Merangin juga melimpah. Namun, produk itu sering membusuk. Petani tidak dapat mengangkut barang disebabkan jalan dari kawasan ini m enuju Kota Bangko sering terputus.karena tak pernah diperbaiki.

Menurut Armandelis, kondisi seperti ini menjadi ancaman bagi perekonomian Jambi. Sejumlah pedagang eceran yang disurvei belum lama ini memperkirakan harga komoditi tidak akan mengalami perubahan, atau kemungkinan malah akan terus naik karena besranya ketergantungan Jambi pada produk luar. "Hanya sebagian kecil pedagang yang memperkirakan harga akan turun pada 2011," tuturnya.

Ia melanjutkan, pemerintah perlu memberi jaminan kontinuitas pasokan barang melalui masuknya produk lokal serta menata pola tanam antara sentra produksi. Selain itu, pemerintah perlu menata suplai barang untuk menekan besranya peran pedagang besar atau grosir dalam menetapkan harga. Selain itu, perlu peningkatan efisiensi transportasi melalui perbaikan infrastruktur serta jangkauan ke sentra produksi.


Sumber :

http://regional.kompas.com/read/2010/12/30/17585187/Perekonomian.Jambi.Terancam..

30 Desember 2010